Kamis, 04 Juli 2013

MATINYA SANG TADULAKO Diluncurkan di Donggala

 Penulis (tengah) bersama awak RSD Marton dan Rudiawan foto bersama saat peluncuran buku MATINYA SANG TADULAKO.

Beraktivitas dan berkarya dari kota kecil bernama Donggala, merupakan sebuah upaya mengapresiasi tradisi lisan ke tradisi tulisan. Sejumlah cerita rakyat Sulawesi Tengah, penulis telah bukukan dari sudut kota Donggala. Sebuah gerakan literasi yang mendapat dukungan dari beberapa pihak, termasuk awak Radio Swara Donggala (RSD) yang ikut berkampanye tentang perlunya budaya baca.

MATINYA SANG TADULAKO Sehimpun Cerita Rakyat dari Sulawesi Tengah, diluncurkan di RSD, Senin (2 Juli) 2013 sebagai bagian kecil ikut kampanye gerakan literasi lokal dari Donggala untuk Indonesia.

Dua versi cover buku dalam satu tema satu terbitan sebagai dua pilihan dalam satu buku



Rabu, 03 Juli 2013

BUPATI DONGGALA DUKUNG GERAKAN LITERASI LOKAL

 Saat penulis berikan buku GONENGGATI Cerita Rakyat Donggala ke Habir Ponulele, 9 Agustus 2012


Jamrin Abubakar, penulis buku MATINYA SANG TADULAKO (Sehimpun Cerita Rakyat dari Sulawesi Tengah) menyerahkan buku tersebut pada Bupati Donggala, Habir Ponulele di kantor bupati, Rabu 3 Juli 2013 sbagai bagian kampanye gerakan literasi di Kabupaten Donggala. Ini sebagai upaya minta dukungan agar pemerintah daerah mendukung gerakan literasi dengan menggali potensi budaya yang dimiliki dari tradisi lisan ke tradisi tulisan.
Dari pertemuan tersebut, Habir Ponulele menyatakan dukungan untuk pelestarian dan kemajuan  budaya tradisi dengan cara menuliskan kembali dalam bentuk buku, agar tidak punah akibat makin berkurangnya penutur. Sebab kalau tidak dari sekarang dilakukan penyelamatan tradisi lisan berupa penulisan cerita rakyat yang ada di masyarakat, suatu saat akan hilang. Karena itu pula Pemkab Donggala mendukung penulis yang sedang mempersiapkan draf buku DONGGALA DONGGALA'TA Dalam Pergulatan Zaman yang sedang diselesaikan penulis untuk diterbitkan tahun 2013. Insya Allah.*
Penyerahan buku MATINYA SANG TADULAKO pada Habir Ponulele, 3 Juli 2013

Sabtu, 09 Maret 2013

SUMMARY OF THE STORY Donggala




GONENGGATI:
A king Kaili charismatic woman and unite democratic-minded countries in keadatan Pitunggota Kaili. He ruled Kanggihui (Kanggirui) is centered on the mountains (now in area Kabonga, District Banawa).

YAMAMORE LEGEND IN PUSENTASI:
Yamamore daughter of a king Towale escape from the palace in order to avoid forced marriages. In his escape, he hid in a way plunge into saltwater lake. So since that's the place named Yamamore disappeared and the sea or Pusentasi center.

LEGEND OF SUCH LAKE DAMPELAS:
Starting from the desire to conquer Affairs Sailors Dampelas, eventually the resistance of Mahadiyah. The battle ensued until the lake is used as battle area became Dampelas Lake Village Talaga.

THE PRINCESS AND Bengali BULA:
The beautiful princess of the Land of Kaili ostracized for smallpox disease in the body. In exile that he chased and licked a Bengali Bula (white buffalo), so that the skin healed. Since then, the king and his descendants abstinence white buffalo meat.

GIRL IN A TREE:
Sadomo hunting, the youth of the land to the plain Kaili Kulavi him astray in the woods. Although the game did not get, but a beautiful girl out of the tree and then used his wife and a tribal origin Kulavi in Sigi.

KALEDO ORIGINS:
At the time of the beef division, the Kaili dating late so just get the bone. Tana sense of disappointment, then cook them with experiments with equally delicious results. Since then Kaledo (Donggala ox feet) so favorite dishes.